Radio Rodja: Dai-Dainya Bermuamalah Dengan Yayasan Ahlul Bid'ah

Sebenarnya penjelasan tentang pertanyaan radio rodja sudah dijelaskan oleh ustadz-ustadz kita diantaranya oleh Ustadz Muhammad Umar As-Sewwed, Ustadz Luqman Ba’abduh, Ustadz Usamah Mahri, Ustadz Afifudin dan yang lainnya yang dengan mudah kita bisa mendengarkan via internet Alhamdulillah. Dan jawaban mereka cukup insya Allah bagi yang ingin mengetahui tentang radio rodja.

Namun berhubung pertanyaan ini masih terdengar ditanyakan oleh sebagian ikhwah  kepada Asatidzah oleh karena itulah pada kesempatan ini saya  yang ingin mengatakan bagi orang yang bertanya tentang radio rodja bahwa cukup bagi kita untuk mendengarkan kajian, muhadhoroh ustadz-ustadz kita. Apa yang ada dari ilmu, faedah, pembahasan yang dibahas oleh pengisi radio rodja ada pada ustadz-ustdaz kita dan apa yang ada pada ustadz-ustadz kita tidak ada pada para pengisi rodja (dan itu semua karunia Allah yang Allah berikan kepada siapa yang Allah kehendaki). Apa yang ada pada ustadz-ustadz kita dan tidak ada pada para pengisi Rodja di antaranya adalah apa yang saya akan sebutkan di bawah ini :



[1] Ustadz-ustadz kita Alhamdulillah sangat menjaga pergaulan mereka, mereka tidak bergaul dengan ahlu bid’ah, hizbiyyin, orang-orang menyimpang, yayasan hizbi atau satu organisasi dan satu wadah dengannya. Dan seperti inilah manhaj yang haq manhaj ahlus sunnah. Mari kita simak perkataan a’imah salaf (para Imam Salaf) yang dai-dai rodja mengaku mengikuti mereka..! Tetapi praktek dan amalannya menyelisihi bahkan bertolak belakang dengan pengakuannya.

Berkata Abu Qilabah Rahimahullah :

لا تجالسوا أهل الأهواء ، ولا تجادلوهم ، فإني لا آمن أن يغمسوكم في الضلالة ، أو يلبسوا عليكم في الدين بعض ما لبس عليهم

“Janganlah kalian duduk bersama ahlu ahwa’ (ahlu bid’ah –ed) dan janganlah mendebat mereka dikarenakan sesungguhnya aku tidak merasa aman mereka menjerumuskan (menenggelamkan) kesesatan kepada kalian atau menyamarkan (merancukan –ed) kepada kalian perkara agama, sebagian perkara agama yang mereka samarkan.” - [Asyari’ah Al-Ajuri : 56 – Al Ibnah Ibnu Bathah : 2/437].

قال إسماعيل بن خارجة يحدث قال : دخل رجلان على محمد بن سيرين من أهل الأهواء ، فقالا : يا أبا بكر نحدثك بحديث ؟ قال : لا قالا : فنقرأ عليك آية من كتاب الله عز وجل ؟ قال : لا ، لتقومن عني أو لأقومن

Ismail bin Khorijah menceritakan, beliau berkata : 
“Dua orang dari ahlu ahwa’ (ahlu bid’ah) masuk menemui Muhammad bin Siriin mereka berdua berkata : ‘Wahai Abu Bakar, kami akan menyampaikan satu hadits kepadamu?’ Berkata (Ibnu Siriin) : ‘Tidak.’ Berkata lagi dua orang tersebut : ‘Kami akan membacakan satu ayat kepadamu dari Kitabullah (al-Qur’an) Azza Wajjala?’ Berkata (Ibnu Siriin) : ‘Tidak. Kalian pergi dariku atau aku yang pergi.’” - [Asyari’ah Al-Ajuri : 57 – Al Ibanah Ibnu Bathah : 2/446].

Berkata Imam Al Barbahari Rahimahullah:

فاحذر ثم احذر أهل زمانك خاصة وانظر من تجالس وممن تسمع ومن تصحب فإن الخلق كأنهم في ردة إلا من عصم الله منهم

“Berhati-hatilah dan berhati-hatilah kepada orang-orang yang hidup sezaman denganmu secara khusus, dan lihatlah siapa teman dudukmu, dan dari siapa engkau mendengar dan dengan siapa engkau berteman, dikarenakan manusia hampir saja menjadi murtad dari agamanya karena sebab teman bergaulnya kecuali orang yang Allah jaga.” - [Syarh Sunnah Lilbarbahari].

Adapun dai-dai rodja maka mereka bergaul, berteman, bermuamalah dengan yayasan hizbi, ahlu bid’ah, dan orang-orang yang menyimpang. Seperti Abu Qatadah, Zaenal Abidin LC, Khalid Syamhudi LC dan yang lainnya yang menjadi da’i dan pengisi Yayasan Hizbi As-Sofwa Lenteng Agung Jakarta, lihat juga bagaimana kelakuan Abu Qatadah yang mengisi bareng, duduk berdampingan satu meja dengan Hartono Ahmad Jaiz, Amin Jamaludin di DDII dengan Tema : “Aliran dan Paham Sesat di Indonesia” yang ketika itu ana masih ingat  (ketika masih ngaji dengan mereka) Amin Jamaludin berbicara membolehkan demonstrasi pada majelis tersebut.

Begitu juga Abu Qatadah merekrut ustadz yang pernah belajar di Abul Hasan Al-Misri yang para ulama telah memvonisnya sebagai hizbi, mubtadi’ dan ustadz tersebut belum bertaubat darinya dan belum lama ini pun (belum ada satu tahun) Abu Qatadah menerima orang yang baru pulang setelah belajar 7 tahun di Markaznya Abul Hasan Al Misri di Yaman diterima dan disambut untuk mengajar di pondoknya sampai sekarang. Di samping itu Abu Qatadah menyalurkan dana ihyaut thurats kepada pondok yang bermanhaj khawarij, Pondok Al-Muaddib Cilacap yang di pimpin oleh mertuanya seorang teroris bernama Nurdin M. Top yang bernama Baridin.

Begitu juga Yazid Jawwas dan kawan-kawannya berkerja sama dengan salah seorang pembesar ikhwani DR. Hidayat Nurwahid, sama seorang hizbi Farid Okbah, sama sesepuh sururi dan orang yang ditokohkan oleh HASMI (Harakah Sunni Untuk Masyarakat Islam) Taufiq Shalih Al Katsiri dalam muraja’ah tafsir ibnu katsir jilid 1 Pustaka Imam Syafi’i. 

Tak ketinggalan Abdul Hakim bin Amir Abdat di antara penyimpanggnya dia mengisi satu majelis dengan pembesar atau seseorang yang di Syaikhkan dari ihyaut thurats Kuwait ketika di Malaysia. Dan contoh-contoh lainnya yang sangat banyak yang hal ini merupakan manhaj da’i-da’i rodja sepanjang yang saya ketahui. 

Dan apa  yang mereka lakukan bukanlah sekedar kesalahan “manusiawi  (seperti lupa, atau tidak tahu itu seorang hizbi, atau seorang yang menyimpang, ahlu bid’ah atau diundang ngisi tanpa tahu ada pembicara selain dirinya ternyata ada pembicara lain dari kalangan orang-orang yang menyimpang atau ahlu bid’ah atau kesalahan yang mereka telah ruju’ darinya dan lain-lain) tidak, tetapi yang saya sebutkan ini adalah manhaj mereka. Mereka tahu penyimpangan Ihyaut Thurats, As-Sofwa, DDII, Al-Irsyad, L-Data, Taruna Al-Qur’an, Abdurrahman Abdul Khaliq, Abul Hasan Al-Misri, Thariq Suwaidan, Hidayat Nurwahid, Amin Jamaluddin, Taufiq Shalih Al-Katsiri, Yusuf Utsman Ba’isa dan yang lainnya tetapi mereka tetap bermuamalah dengan mereka bahkan membela sebagian mereka.

Wallahu musta’an.



[2] Alhamdulillah ustadz-ustadz kita,  sikap mereka tegas dengan ahlu bid’ah apalagi sama tokoh dan para pembesarnya, hal ini bisa kita lihat dan dengarkan dalam ceramah-ceramah mereka dalam muhadhoroh-muhadhoroh mereka yang tak jarang memberi peringatan kepada ummat dari bahaya ahlu bid’ah. Hal ini yang tidak ada pada mereka (ustadz-ustadz rodja), secara umum pengisi radio rodja -sebatas yang ana tahu- plintat plintut dalam menyikapi sebagian ahlu bid’ah, tidak membantahnya atau diam atas penyimpangan mereka, seperti tidak membantah atau diam atas penyimpangan Abdurrahman Abdul Khaliq, Abul Hasan Al Misri dan yang lainya sebagaimana diamnya Firanda MA, Abdullah Taslim MA dan  selainnya atas kesesatan dan penyimpangan Abdurrahman Abdul Khaliq dan Yayasan Ihyaut Thurats yang mereka berdua mengaku mengetahui dan mempunyai bukti-bukti kesesatan Abdurrahman Abdul Khaliq dan penyimpangan yang ada di tubuh Ihyaut Thurats. Bahkan salah seorang dari pembicara rutin radio rodja yaitu Ali Subana malah memuji seorang ahlu bid’ah dan bahkan pembesar ahlu bid’ah pada zaman ini yaitu DR. Yusuf Al-Qardhawi.

Sebagaimana hal ini diceritakan oleh salah seorang ikhwan yang dulu pernah tinggal bersama keluarganya di Qatar dan dia ikut majelisnya Ali Subana di sana. Suatu ketika Ali Subana pernah ditanya tentang Yusuf Qardhawi dengan pertanyaan, ‘Siapakah Yusuf Qardhawi?’

Kata seorang penanya yang ikut di majelisnya di Qatar, lalu Ali Subana menjawab,
“Yusuf Qardhawi termasuk ulama pada abad ini.” 

 Lalu ikhwan kita ini berkata ketika menceritakannya kepada saya :
 “Ana mendengar sendiri dengan telinga ana bahwa Ali Subana menjawab seperti itu.”

Atau cerita salah seorang ikhwan dari Jakarta yang baru saja mengenal ta’lim satu sampai dua tahun yang pernah bertanya kepada ana tentang radio rodja, lalu ana jelaskan tentang pemateri di radio Rodja sampai tentang Ali Subana yang memuji Yusuf Qardhawi lalu ia pun berkata:

“Ia.., ana pernah dengar di radio rodja Ali Subana menukilkan perkataan Yusuf Qardhawi ana pun kaget setahu ana Yusuf Qardhawi sesat.”

Insya Allah kita semua tahu siapa DR. Yusuf Qardhawi, seorang tokoh dan pembesar ikhwanul muslimin, seorang tokoh sesat yang sangat terkenal yang sangat jelas kesesatannya, kalau yang seperti ini saja masih direkomendasi sama salah seorang dari pembicara radio Rodja lalu bagaimana dengan tokoh sesat  dan menyimpang lainnya..?!

Di antaranya seperti Ali Hasan bin Abdul Hamid dan Salim bin Ied Al-Hilali jelas lebih mereka rekomendasi dan bela walaupun para ulama telah menjarhnya dan sebagian telah mentabdi’nya.

Berikut ini saya bawakan sekelumit dari perkataan para ulama ahlussunnah tentang kesesatan DR. Yusuf Al-Qardhawi.

Berkata Asy Syaikh Al-Allamah Ahmad bin Yahya An-Najmi Rahimahullah tentang kesesatan Yusuf Al Qardhawi, beliau berkata :

“Sejumlah kebatilan (Yusuf Qardhawi) yang dibantah, di antaranya : 

1. Seruan untuk mencintai Yahudi dan Nashrani, 
2. Propoganda terhadap gerakkan pendekatan (penyatuan) berbagai agama dan sering menghadiri muktamar gerakan tersebut, 
3. Berpendapat bahwa jihad hanya disyariatkan untuk bertahan saja, bukan untuk memerangi orang-orang kafir. 
4. Berpendapat demokrasi adalah syura’ yang telah dibahas secara luas di dalam fiqih Islam, 
5. Membolehkan wanita  bergabung bersama laki-laki di parlemen bahkan memiliki  hak untuk dipilih dan memilih, 
6. Membolehkan banyak hizb (golongan) dan firqah (kelompok) dengan beragam pemikiran dan manhaj berbeda, diserupakn dengan banyaknya madzhab dalam masalah fiqih, 
 7. Berusaha mencampurkan sufi dengan salafi, dan  berusaha mensufikan salafiyah dan mensalafikan sufiyah. Dan masih banyak lagi kebodohan dan kesesatan Yusuf al-Qardhawi yang menghancurkan Agama dari dasarnya, bagaikan meruntuhkan bangunan dari pondasinya.”

- [Kata Pengantar Syaikh Ahmad An-Najmi pada kitab Raf’ul Litsaam ‘An Mukhaalafatil Qardhaawi Li Syarii’atil Islam].

Berkata Asy-Syaikh al-Muhadits Muqbil bin Hadi al-Wadi’i:
“ Di antara sekian banyak da’i sesat yang mengajak kepada kesesatan pada zaman sekarang ini adalah Yusuf Al-Qardhawi, mufti Qatar. Sungguh dia (Qardhawi) telah menjadi amunisi baru bagi musuh-musuh Islam. Dia telah mencurahkan lisan dan penanya guna menyerang dienul islam.” - [Kata pengantar Syaikh Muqbil pada kitab Raf’ul Litsaam ‘An Mukhaalafatil Qardhaawi Li Syarii’atil Islam].


[3] Alhamdulillah ustadz-ustadz kita tidak ada yang mengambil dana dari yayasan hizb penyebar manhaj khawarij Ihyaut Thurats bahkan ustadz-ustadz kita memperingatkan dari bahaya bermuamalah dengan Ihyaut Thurats dan bahaya pendirinya yaitu Abdurrahman Abdul Khaliq adapun sebagian mereka mengambil bahkan menjadi gembong dan kaki tangan dari yayasan hizbi Ihyaut Thurats seperti Abu Qatadah dan Abu Nida LC. Dan lihat juga kelakuan salah satu pembicara radio rodja yang bernama Firanda MA. yang membela mati-matian yayasan hizbi Ihyaut Thurats, padahal dalam banyak kesempatan dia dan Abdullah Taslim MA. mengakui bahwasanya dia mengetahui penyimpangan Ihyaut Thurats dan mempunyai data-data penyimpangannya, sekarang kita tanyakan kepada mereka Firanda dan Abdullah Taslim yang keduanya menjadi pembicara radio rodja,

“Mana bantahan kalian terhadap Abdurahman Abdul Khaliq atau Ihyaut Thurats atau As Sofwa dalam ceramah, muhadoroh, dan tulisan-tulisan kalian..?! Bukankah kalian mengetahui penyimpangan Ihyaut Thurats, Abdurahaman Abdul Khaliq sebagaimana pengakuan kalian sendiri, lalu mana pengamalanmu pada hadits ini wahai Firanda..?!

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ

“Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya, maka apabila tidak bisa ubahlah dengan lisannya, maka apabila tidak bisa maka dengan hatinya yang demikian selemah-lemah iman” - [HR. Muslim dari Abu Sa’id Al Khudry].

Justru kalian malah membantah orang yang membantah ihyaut thurats dan Abdurhaman Abdul Khaliq. Katanya kalian tahu tentang penyimpangan Abdurahman Abdul Khaliq dan ihyaut thurats, lalu kenapa tidak membantah, menjelaskan penyimpangan orang yang melakukan penyimpangan (Abdurrahaman Abdul Khaliq) supaya ummat secara sebab selamat dari bahaya penyimpangan mereka, kok malah membantah orang yang membantah penyimpangan Abdurahman Abdul Khaliq dan Ihyaut Thurats. Kemana akal sehatmu wahai Firanda..!


[4] Ustadz-ustdaz kita Alhamdulillah menjaga pakaiannya dan adab-adabnya dengan memakai sarung atau jubah di kesehariannya, adapun sebagian mereka (pengisi) radio rodja tidak sedikit yang memakai banthalun, atau bahkan celana yang agak ketat yang memperlihatkan lekuk tubuh mereka (maaf –pantat mereka-) bahkan ketika shalat dan ta’lim. Saya punya pengalaman buruk ketika masih ikut ta’lim dengan salah satu pengisi radio rodja tentang celana banthalun, yang saya malu untuk menceritakannya di sini. Wallahu musta’an.

Inilah sedikit penjelasan dari saya untuk saudaraku yang bertanya tentang radio rodja yaitu untuk mencukupkan dengan mendengar kajian ustadz-ustadz kita karena apa yang ada pada pengisi radio rodja dari ilmu dan faedah ada pada ustadz-ustadz kita dan sebaliknya apa yang ada pada ustadz-ustadz kita (yang telah saya sebutkan di atas) tidak ada pada ustadz-ustadz rodja.

Selain dari itu sama-sama kita ketahui dari perkataan Ibnu Siriin yang Insya Allah menutup “perjumpaan kita”, yang beliau berkata:

إِنَّ هَذَا الْعِلْمَ دِينٌ فَانْظُرُوا عَمَّنْ تَأْخُذُونَ دِينَكُمْ

“Sesunguhnya ilmu ini adalah agama maka perhatikanlah oleh kalian dari siapa kalian mengambil agama kalian.”

Dan perkataan Syaikh ‘Abdullah Mar’i Hafidzahullah :

“Jangan sampai mereka yang dulunya salafiyyin (ketika mendengar radio rodja –ed) menjadi Khalafiyyin (orang menyelisihi manhaj salaf –ed)” 

Wallahu muwwafiq

Penulis: Abu Ibrahim Abdullah bin Mudakir
Sumber: http://tauhiddansyirik.wordpress.com/2011/12/27/untukmu-yang-masih-bertanya-tentang-radio-rodja-3/

Ulasan

  1. Apakah semua ustadz di Rodja tidak boleh kita dengar perkataannya? Karna yg antum sebutkan hanya beberapa di atas, bagaimana dengan Badrussalam, Muhammad Nuzul, Erwandy Tarmidzi, Maududi Abdullah, dan yg lain yg tidak antum sebutkan di atas.

    Jika memang mereka yg antum sebutkan di atas terbukti bermuamalah dengan seringnya duduk bersama ahlul bid'ah dkk, apakah kita sebagai thalibul ilm tidak boleh juga bermualah bersama mereka?

    Apakah ustadz2 (Ustadz Muhammad Umar As-Sewwed, Ustadz Luqman Ba’abduh, Ustadz Usamah Mahri, Ustadz Afifudin ,dll) sudah terjamin bebas dr fitnah semacamnya? Apakah mereka dan ikhwan2 yg ikut ngaji bersama ustadz2 di atas sudah terbebas dr bermuamalah dengan ahlul bida'ah? Bagaimana dg keluarga2 mereka? apakah anak2 ustadz di atas ataupun ikhwan2 yg ngaji bersama mereka anak2nya sudah bersekolah di sekolah bermanhaj salaf?

    Tolong ana diberi pencerahan, kalo ada No. HP, ana mohon dishare supaya kita bisa diskusi lebih jauh. dijapri aja ke mhdtmu@yahoo.com

    Jazakallah Khair....



    BalasPadam
  2. Di dalam blog ini sudah banyak penyelasan ttg pertanyaan antum.. Dengarkan rakaman penjelasan dari ustadz atau artikel2 yg berkaitan.. Para ulama dan juga asatidzah melarang untuk mendengarkan radio rodja terkhusus adanya da'i-da'i yg sudah rosak atau tidak jelas prinsip al-wala wa bara'nya terhadap org2 yg menyimpang bahkan mereka masih tetap saja diundang untuk mengisi acara2 mereka atau mengambil nukilan2 dari mereka seperti Ali Hassan Al-Halabi, Ibrahim Ar-Ruhaili, Al-Arifi dan lain-lain.. Wallahu musta'aan.

    BalasPadam
  3. Dari cangkir yang diisi kopi akan keluar kopi.. diisi air bersih jernih akan keluar sepertinya.. termasuk hati manusia.. dan apa yang ia sampaikan..

    BalasPadam
  4. lucu...duduk bersama,itu ngapain....?kalau da'wah ya gak papa...ust afifudin aja pernah duduk ngisi di masjid manarul islam,bangil.yg gak jelas ke"salafi"annya....
    (air comberan sama aqua kali..gak bisa nyatu..)

    BalasPadam
  5. dunia serasa sempit bacanya...
    Seseorang yang ingin mengamalkan manhaj Salafush Shalih tidak perlu rekomendasi Ustadz Fulan Atau Syaikh Allaan...

    Segala nuduh Syaikh Ali Hasan bukan murid Syaikh Al-Albani pula...???

    Nih baca perkataan Asy-Syaikh Muqbil Al-Wadi’iy rahimahullah yang sering beliau ulang-ulang...!!!! :

    قد تكلمنا على هذا غير مرة، ولكننا نعيد مرةً أخرى، فمنهم الشيخ ناصر الدين الألباني -حفظه الله-، وطلبته الأفاضل مثل الأخ علي بن حسن بن عبد الحميد

    “Kami telah mengatakannya lebih dari sekali. Akan tetapi akan kami ulangi sekali lagi. Mereka (yaitu ulama yang patut dijadikan rujukan) adalah : Asy-Syaikh Naashiruddiin Al-Albaaniy hafizhahullah, dan muridnya yang utama semisal saudara ‘Aliy bin Hasan bin ‘Abdil-Hamiid…” [Tuhfatul-Mujiib ‘alaa As-ilatil-Haadlir wal-Ghariib, hal. 160 – lihat : http://albaidha.net/vb/showthread.php?t=10182].

    Silahkan tabayyun...

    BalasPadam
  6. Belum cukup????
    Nih perkataan Asy-Syaikh Al-Muhaddits ‘Abdul-Muhsin Al-‘Abbaad hafizhahullaah berkata :

    وأوصي -أيضاً- أن يستفيد طلاّب العلم في كلِّ بلدٍ من المشتغلين بالعلم من أهل السُّنَّة في ذلك البلد، مثل تلاميذ الشيخ الألباني –رحمه الله- في الأردن والذين أسَّسوا بعده مركزاً باسمه

    “Dan aku juga nasihatkan agar para penuntut ilmu mengambil faedah di setiap negeri yang dihuni para ulama dari kalangan Ahlus-Sunnah yang menyibukkan diri dengan ilmu, seperti murid-murid Asy-Syaikh Al-Albaaniy rahimahullah di Urdun yang membangun sebuah markaz setelah beliau wafat dengan nama beliau (yaitu Markaaz Al-Albaaniy)” [Rifqan Ahlis-Sunnah, hal. 8].

    Siapa lagi yang membangun Markaz Al-Albany klo bukan Syaikh Ali Hasan Al-Atsari, Syaikh Salim Ied Al-Hilali, dll dari murid2 beliau...????

    Laa hawla walaa quwwata illaa billaah...

    BalasPadam
  7. Nih ada lagi perkataan ahli Hadits kota Madinah Asy-Syaikh 'Abdul Muhsin Al-'Abbaad hafizhahullaah :

    عليكم بعلي حسن في الأردن

    “Hendaklah kalian berpegang (yaitu menuntut ilmu) pada ‘Aliy Al-Halabiy di Urdun” [idem, lihat : http://www.kulalsalafiyeen.com/vb/showthread.php?t=15539].

    Silahkaan ditabayyun link-link yang dicantumkan...

    BalasPadam
  8. Nasihat indah nan singkat dari Asy-Syaikh DR. Shalih bin Sa'ad As-Suhaimi (Dosen Univ. islam Madinah dan Pengajar di Masjid Nabawi) berjudul "NASIHAT UNTUK MENGHINDARI WEBSITE PROVOKATIF YANG MENGATASNAMAKAN MANHAJ ULAMA" :

    "Berhati-hatilah dari sikap tergesa-gesa menghukumi yang lain. Berhati-hatilah dari sikap tergesa-gesa saat menemukan kesalahan saaudaramu. Sebagian pihak terburu-buru menghukumi saudaranya, padahal mereka adalah pengikut manhaj yang satu. Sehingga mereka memaksakan diri. Mereka menulis (sesuatu) bukan pada tempatnya, dan menggunakan bukti-bukti yang maksud sebenarnya tidak seperti perkiraan mereka. Didatangkan perkataan dari saudara-saudara mereka dengan cara yang mengherankan. Dalam melakukannya, dia seperti orang yang berilmu, arogan, berkata kasar, dan hal lain yang tidak bisa dibayangkan. Berhati-hatilah dari cara yang demikian! (Allah berfirman:) 'Serulah pada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan dengan pengajaran yang baik, dan debatlah mereka dengan carayang paling baik.' (QS. 16:125). Saya ingatkan kalian dari perilaku mempelintir ucapan Ulama, lalu mengarahkannya tidak seperti yang mereka maksud. Beberapa pihak mendatangi Ulama terhormat dan Syaikh terkenal. Kemudian bertanya: 'Ya Syaikh! bagaimana menurut anda orang yang berkata begini dan begitu? Dan Syaikh menjawab dengan sesuai, bagus, tegas, dan menempatkan pada tempatnya. Tidak lama kemudian muncul di website, dengan cara yang berbeda di internet, jawaban tersebut diposting secara zhalim dan berbau permusuhan, diletakkan dengan judul "SYAIKH FULAN TELAH MENOLAK (MENTAHDZIR) FULAN" kemudian mengklaim bahwa pihak yang ditanyakan tadi telah ditolak (ditahdzir) oleh Ulama atau penuntut ilmu lain yang berjalan di atas manhaj Ulama. Ini merupakan bahaya yang besar, membelokkan ucapan dari tempat yang semestinya. Website-website penuh berisi dengan hal-hal seperti ini, maka berhati-hatilah, berhati-hatilah!. Berhati-hatilah... berhati-hatilah! Hindari situs/website-website yang seperti ini, jauhilah yang demikian! Website-website tersebut tidak ada kepedulian kecuali menyodorkan pada pemuda-pemuda. Yang pikirannya masih hijau, sehingga menjatuhkan kemuliaan seorang penuntut ilmu. (mereka) berkata: 'mereka telah berpaling begini dan begitu' dan perkataan-perkataan yang serupa. Ini seperti orang badui yang berkata: 'Si Fulan berlari bersama serigala dan berjalan bersama domba.' Kamu akan menemukan orang yang menempuh jalan ini, mereka selalu berubah dan tidak konsisten. Hari ini berteman dengan si A, besoknya bersama si B atau si C. Berhati-hatilah dalam menghukumi, atau dakwahmu akan menjadi dikotomi pihak-pihak tertentu. Ini adalah sikap hizbiyyah yang nyata, yang kita selalu memperingatkan darinya, kelak bisa terjatuh dari arah yang tidak kita sangka. Berhati-hatilah dari hal seperti ini! "

    Semoga bermanfaat...

    Sumber suara : https://www.youtube.com/watch?v=EQIt9w9xih8&feature=youtube_gdata_player

    BalasPadam
  9. ana sangat menghargai pendapat antum yang menyebut bahwa ustadz2 di radio rodja menyimapang (menurut antum). Dan begitu menyanjung ustadz2 yg antum bela, seoalah2 beliau adalah seorang suci yang tidak pernah salah (menurut keterangan di atas, walopun kita tidak mengetahui hati masing2 manusia). Tapi apakah berita yg antum sampaikan ini bukannya mengarah ke fitnah jika tidak melakukan klarifikasi langsung ke yg bersangkutan. Janganlah umat ini dibingungkan hanya dengan opini2 yang menggiring pada kelompoknya saja (secara subyektif).
    Cobalah antum lebih dewasa dalam menyatakan suatu opini, dengan berita yg lebih berimbang, walaupun ana agak pesimis beritanya bisa berimbang, karena pasti suatu kelompok karena taklid pada kelompoknya akan membela mati2an kelompoknya tsb.
    Ana sendiri di keluarga banyak ana dengarkan radio rodja, dikarenakan yg namanya iman pasti ada pasang dan surutnya. Tentunya kita ingin memelihara tingkat keimanan kita, lah terus kalo radio dakwah spt ini sudah tidak diperbolehkan, bisa jadi anak2 kita entar malah nonton / mendengarkan yg tidak2.
    Okelah mungkin antum berada dalam lingkungan pondok yg sangat terjaga pergaulannya, tp apakah antum tidak memikirkan bagaimana menjadi seorang ghuraba' di tengah2 masyarakat, yg notabene jika tidak kita isi rumah kita dengan ta'lim spt di radio rodja malah menurunkan tingkat keimanan kita.
    Sekali lagi saran ana, lebih dewasalah dalam beropini !!!
    afwan jika ada kata2 ana yg kurang berkenan.
    Ikhwan Surabaya

    BalasPadam

Catat Ulasan